30
oktober 2014
Bukan
sunyi jika masih ada suara menggerutu dari para pesakitan
Bukan
pula malam jika masih terlihat cahaya disela sela dedaunan
Tak ada
panas yang menyengat
Tinggal
sebuah rasa diingin yang menusuk ke tiap pori pori kulit
Tak
berbekas namun terasa sedikit sakit
Ketika
tak sehelai benang kasih sayang menutupi tubuhku yang mulai menggeliat,,,,
Ku bisa
saja merindu dan merengek
Meronta
ronta bergeliatan pada tanah becek
Menangis
tuk mendapatkan sekecup ciuman yang
membuat bibir becek
Memanja
seolah kembali pada masa kecil dulu
Namun…..
Hanya
itukah arti nikmatnya mengatakan rindu
Hanya
itu kah kenikmatan memilikimu
Hanya
itukah yang membuat ini syahdu
Bahkan. Seolah
sakralnya menjelma bak pesanan susu yang ditunggu
Tanpa
kalungan bunga bisa mendapatkan itu…..
Mudahkah
itu????
Iya…….
Tapi,,,
bukankah sakral itu layaknya disematkan pada sebuah rindu???
Dan Tidakkah
lebih berarti jika rindu itu benar datang dari relung kalbu????
Bukan
sekedar sesaat yang timbul dari nafsu……..
Tak
berbalas dengan segempal pahala untukku dan untukmu…..
Ingatan
akan buruknya jalan dibelakangku menjadikan untuk lebih ingat mengisi minyak
pada botol lentera yang kubawa untuk mengarungi hidupku….
Juga
beberapa goresan di kulit yang menjadi
bukti sakitnya saat aku jatuh…
Menjadi
cermin kala diriku terjerembab dalam buaian nafsu..
…
Kini…..
Selembar
kertas sudah ku beri judul baru
PETUALANGAN
manis BERSAMAMU
Dan Kuhiasi
dengan sampul yang lebih kuat menahan air mata yang kadang jatuh kala pedih
Melindungi
dari tajamnya batu
Melindungi
makna tiap jalan yang kini sekarang ku pilih
Yang
tergoreskan cantik dengan tinta putih
Berdoa
untuk tiap senyuman bahagia dalam tiap langkah yang tertempuh nanti….
Amin…
Selamat
datang mimpi
Selamat
tinggal hari ini….
Sukosono,
30 Oktober 2014
Jam
11.00 wib
No comments:
Post a Comment